Kumpulan Informasi Tentang Pencak Silat PSHT
Pencak silat adalah tradisi budaya dan warisan asli Indonesia
Kamis, 28 September 2017
MAKNA SURO DIRO DJOYO DININGRAT LEBUR DENING PANGASTUTI
Kita sering mendengar mengenai falsafah yang satu ini, tapi apakah anda mengetahui maknanya?. Ok langsung saja,SURO DIRO JOYO DININGRAT LEBUR DENING PANGASTUTI yang kalau dibahasa Indonesiakan adalah SEGALA KEANGKARA MURKAAN AKAN HANCUR OLEH KEBAJIKAN , jadi yang dikandung maksud adalah sehebat apapun sesuatu atau sekuat apapun sesuatu kalau digunakan untuk kejahatan atau diperoleh dari kejahatan maka akan kalah oleh kekuatan sebuah kebaikan.
Terima Kasih, Salam Persaudaraan!!!
Jumat, 02 Juni 2017
Kamis, 16 Maret 2017
HItam Bukan Berarti Sesat

Kamis, 09 Maret 2017
PSHT Organisasi Semi Perguruan
Assalamualaikum...
Salam Persaudaraan
PSHT adalah organisasi pencak silat semi perguruan. Disebut semi perguruan karena memang dalam PSHT ada seorang guru yang melatih PSHT. Bukan hanya latihan fisik saja yang diterapkan, namun kerohanian pun juga diterapkan. Fisiknya yaitu berupa latihan Push Up, Sit Up, Lari, dll. Kerohanianny yaitu kita diajar untuk selalu berbuat kebenaran dan jangan menggunakan ilmu pencak silat untuk sembarangan, merasa hebat, atau bahakan untuk kesombongan. Kita diajarkan untuk menggunakan ilmu pencak silat demi membela kebenaran.
Disebut organisasi karena PSHT mempunyai struktur - struktur yaitu :
1. Ketua Pusat di Madiun
2. Ketua Cabang setingkat dengan kepemimpinan kabupaten
3. Ketua Ranting setingkat dengan kepemimpinan kecamatan
4. Ketua rayon, yaitu penanggung jawab di daerah-daerah, sekolah, desa, komisariat, dll.
Ketua pusat bertanggung jawab atas cabang, ketua cabang bertanggung jawabs atas ranting, ketua ranting bertanggung jawab atas rayon - rayon, dan ketua rayon bertanggung jawab atas siswa - siswa calon warga.
Setiap pemimpin adalah warga yang sudah dewasa dan cukup atas ilmunya, karena tanggung jawabnya begitu besar terhadap organisasi tercinta PSHT.
Salam Persaudaraan!!!
Wassalamualaikum.....
Sabtu, 26 November 2016
Menjadi Warga Bukan Berarti Latihan Telah Berakhir
Assalamualaikum...
Salam Persaudaraan
Cita-cita seorang siswa dalam latihan adalah untuk bisa menjadi seorang warga PSHT, banyak dari mereka yang berfikir setelah jadi warga PSHT rasanya akan enak sekali, bahakan saya sendiri pun mengalaminya.
Bnyak yang berfikir juga setelah jadi warga maka latihan telah selesai, kita tinggal melatih kepada adik-adik yang ikut latihan. Padahal tidak demikian, menjadi seorang warga bukanlah akhir dari latihan PSHT, tetapi dapat diartikan kita baru memegang kunci gerbang yang ada pilihan apakah kita akan memasukinya? mau diisi apa dalamnya?. Itulah warga, latihannya pun sudah tidak dipaksakan lagi. Terserah pada diri masing-masing apakah mau lanjut atau berhenti sampai disitu. Tidak seperti siswa saat latihan masih banyak yang menuntun. Ibarat ada seseorang mau pergi kesuatu tempat tapi tidak tau jalannya. Saat masih siswa ibarat saat naik kendaraan masih ada yang memandu kemana tujuannya, setelah jadi warga ibarat sudah turun dari kendaraan hanya diberi petunjuk awal saja bahwa tujaanya ke arah mana, disitu kita masih belum tau kemana jalannya untuk menuju suatu tempat. Yang akan dilakukan pasti akan tanya pada orang-oarang sekitar untuk ditunjukan suatu jalan. Begitupun seoarang warga PSHT apalagi yang masih baru. Untuk bisa tahu kemana tujuan PSHT yang sebenarnya kita harus bertanya pada warga-warga yang lain disekeliling kita, terutama yang senior.
Setelah diberi tahu jalan menuju tempat yang diinginkan dan sampai ke tempat tujuan dan orang itu memegang kunci gerbang untuk memasukinya, dan diapun ada dua pilihan apakah akan memakai kunci itu untuk membuka gerbang atau tidak. Begitupun warga PSHT setelah bertanya-tanya apa itu PSHT yang sebenarnya kemudian apakah kita akan melaksanakan ilmu PSHT yang sebenarnya atau tidak?
Sperti itulah mengapa ada warga satu angkatan tapi ilmunya berbeda beda, karena ada yang rajin bertanya, silaturahmi dan melaksanakan apa yang dikehendaki atau tidak.
Suatu halangan pasti ada yang menghambat terutama diri sendiri, yang penting jangan pernah malas. Karena malas adalah musuh yang berat.
Semoga kita semua bisa menjadi warga PSHT yang handal dan bisa meneruskan generasi ke generasi.
Semoga postingan ini bermanfaat untuk kita semua, dan mohon maaf apabila kata-katanya sulit dipahami.
Slam dari Rayon Gendoang Ranting Moga Cabang Pemalang
Wassalamualaikum...
Salam Persaudaraan
Cita-cita seorang siswa dalam latihan adalah untuk bisa menjadi seorang warga PSHT, banyak dari mereka yang berfikir setelah jadi warga PSHT rasanya akan enak sekali, bahakan saya sendiri pun mengalaminya.
Bnyak yang berfikir juga setelah jadi warga maka latihan telah selesai, kita tinggal melatih kepada adik-adik yang ikut latihan. Padahal tidak demikian, menjadi seorang warga bukanlah akhir dari latihan PSHT, tetapi dapat diartikan kita baru memegang kunci gerbang yang ada pilihan apakah kita akan memasukinya? mau diisi apa dalamnya?. Itulah warga, latihannya pun sudah tidak dipaksakan lagi. Terserah pada diri masing-masing apakah mau lanjut atau berhenti sampai disitu. Tidak seperti siswa saat latihan masih banyak yang menuntun. Ibarat ada seseorang mau pergi kesuatu tempat tapi tidak tau jalannya. Saat masih siswa ibarat saat naik kendaraan masih ada yang memandu kemana tujuannya, setelah jadi warga ibarat sudah turun dari kendaraan hanya diberi petunjuk awal saja bahwa tujaanya ke arah mana, disitu kita masih belum tau kemana jalannya untuk menuju suatu tempat. Yang akan dilakukan pasti akan tanya pada orang-oarang sekitar untuk ditunjukan suatu jalan. Begitupun seoarang warga PSHT apalagi yang masih baru. Untuk bisa tahu kemana tujuan PSHT yang sebenarnya kita harus bertanya pada warga-warga yang lain disekeliling kita, terutama yang senior.
Setelah diberi tahu jalan menuju tempat yang diinginkan dan sampai ke tempat tujuan dan orang itu memegang kunci gerbang untuk memasukinya, dan diapun ada dua pilihan apakah akan memakai kunci itu untuk membuka gerbang atau tidak. Begitupun warga PSHT setelah bertanya-tanya apa itu PSHT yang sebenarnya kemudian apakah kita akan melaksanakan ilmu PSHT yang sebenarnya atau tidak?
Sperti itulah mengapa ada warga satu angkatan tapi ilmunya berbeda beda, karena ada yang rajin bertanya, silaturahmi dan melaksanakan apa yang dikehendaki atau tidak.
Suatu halangan pasti ada yang menghambat terutama diri sendiri, yang penting jangan pernah malas. Karena malas adalah musuh yang berat.
Semoga kita semua bisa menjadi warga PSHT yang handal dan bisa meneruskan generasi ke generasi.
Semoga postingan ini bermanfaat untuk kita semua, dan mohon maaf apabila kata-katanya sulit dipahami.
Slam dari Rayon Gendoang Ranting Moga Cabang Pemalang
Wassalamualaikum...
Rabu, 09 November 2016
Berani Karena Benar, Takut Karena Salah
Assalamualaikum WR WB
Salam Persaudaraan!!!
Di dalam latihan PSHT ada pepatah "Berani Karena Benar, Takut Karena Salah". Apa itu artinya?. Berani Karena Benar Takut Karena Salah bukan berarti kita sebagai manusia saat melakukan kebenaran terus berani menunjukan atau ketika salah terus kita takut bicara sesuai apa adanya. Saat ada sebuah kebenaran terus anda bilang benar, saat ada sebuah kesalahan terus bilang salah berarti itu benar. Itulah sedikit pemisalannya. Di dalam contoh kehidupan dari pemisalan di atas adalah ketika anda melakukan sebuah kesalahan semisal tidak sengaja memecahkan gelas milik orang lain, terus anda bicara dengan jujur apa yang telah terjadi berarti anda sudah memiliki keberanian mengungkapkan kebenaran. Sebaliknya jika anda takut setelah tidak sengaja memecahkan piring/ gelas untuk bicara secara jujur apa yang terjadi berarti anda tidak berani mengungkapkan kebenaran alias pengecut.
Semoga postingan ini bisa memberi manfaat dan tidak membuat bingung para pembacanya karena kata-katanya bolak-balik.
Salam Persaudaraan!!!
Wassalamualaikum WR WB
Salam Persaudaraan!!!
Di dalam latihan PSHT ada pepatah "Berani Karena Benar, Takut Karena Salah". Apa itu artinya?. Berani Karena Benar Takut Karena Salah bukan berarti kita sebagai manusia saat melakukan kebenaran terus berani menunjukan atau ketika salah terus kita takut bicara sesuai apa adanya. Saat ada sebuah kebenaran terus anda bilang benar, saat ada sebuah kesalahan terus bilang salah berarti itu benar. Itulah sedikit pemisalannya. Di dalam contoh kehidupan dari pemisalan di atas adalah ketika anda melakukan sebuah kesalahan semisal tidak sengaja memecahkan gelas milik orang lain, terus anda bicara dengan jujur apa yang telah terjadi berarti anda sudah memiliki keberanian mengungkapkan kebenaran. Sebaliknya jika anda takut setelah tidak sengaja memecahkan piring/ gelas untuk bicara secara jujur apa yang terjadi berarti anda tidak berani mengungkapkan kebenaran alias pengecut.
Semoga postingan ini bisa memberi manfaat dan tidak membuat bingung para pembacanya karena kata-katanya bolak-balik.
Salam Persaudaraan!!!
Wassalamualaikum WR WB
Selasa, 11 Oktober 2016
SELAMAT BUAT ADIK-ADIK YANG TELAH BERHASIL MENJADI WARGA BARU
Assalamualaikum.....
Saya ucapkan selamat buat adik-adik yang telah mengikuti pengesahan dan berhasil menjadi warga baru. Semoga menjadi pendekar yang berguna bagi masyarakat dan dapat mengamalkan ilmu PSHT dengan sebaik-baiknya.
Setelah menjadi warga bukan berarti berhenti sampai disini, justru ini langkah awal memegang kunci gerbang menuju manusia yang setia hati. Seringlah mencari ke-SH-an kepada warga-warga yang lebih senior untk memperdalam ilmu SH. Seorang warga akan menjadi ampuh atau tidaknya tergantung diri sendiri. Sering tirakat, acara (pernafasan warga), ngendong / ke-SH-n pada yang lebih senior dll.
Sekali lagi saya ucpkan selamat buat warfa-warga baru dan saya ucapkan yang belum pengesahan semoga berhasil dan sukses saat pengesahan minggu depan, akhir bulan atau bahkan tahun depan. Selalu semangat...!!!
Salam Persaudaraan.
Wassalamualaikum...
Langganan:
Postingan (Atom)