Assalamualaikum...
Salam Persaudaraan
Cita-cita seorang siswa dalam latihan adalah untuk bisa menjadi seorang warga PSHT, banyak dari mereka yang berfikir setelah jadi warga PSHT rasanya akan enak sekali, bahakan saya sendiri pun mengalaminya.
Bnyak yang berfikir juga setelah jadi warga maka latihan telah selesai, kita tinggal melatih kepada adik-adik yang ikut latihan. Padahal tidak demikian, menjadi seorang warga bukanlah akhir dari latihan PSHT, tetapi dapat diartikan kita baru memegang kunci gerbang yang ada pilihan apakah kita akan memasukinya? mau diisi apa dalamnya?. Itulah warga, latihannya pun sudah tidak dipaksakan lagi. Terserah pada diri masing-masing apakah mau lanjut atau berhenti sampai disitu. Tidak seperti siswa saat latihan masih banyak yang menuntun. Ibarat ada seseorang mau pergi kesuatu tempat tapi tidak tau jalannya. Saat masih siswa ibarat saat naik kendaraan masih ada yang memandu kemana tujuannya, setelah jadi warga ibarat sudah turun dari kendaraan hanya diberi petunjuk awal saja bahwa tujaanya ke arah mana, disitu kita masih belum tau kemana jalannya untuk menuju suatu tempat. Yang akan dilakukan pasti akan tanya pada orang-oarang sekitar untuk ditunjukan suatu jalan. Begitupun seoarang warga PSHT apalagi yang masih baru. Untuk bisa tahu kemana tujuan PSHT yang sebenarnya kita harus bertanya pada warga-warga yang lain disekeliling kita, terutama yang senior.
Setelah diberi tahu jalan menuju tempat yang diinginkan dan sampai ke tempat tujuan dan orang itu memegang kunci gerbang untuk memasukinya, dan diapun ada dua pilihan apakah akan memakai kunci itu untuk membuka gerbang atau tidak. Begitupun warga PSHT setelah bertanya-tanya apa itu PSHT yang sebenarnya kemudian apakah kita akan melaksanakan ilmu PSHT yang sebenarnya atau tidak?
Sperti itulah mengapa ada warga satu angkatan tapi ilmunya berbeda beda, karena ada yang rajin bertanya, silaturahmi dan melaksanakan apa yang dikehendaki atau tidak.
Suatu halangan pasti ada yang menghambat terutama diri sendiri, yang penting jangan pernah malas. Karena malas adalah musuh yang berat.
Semoga kita semua bisa menjadi warga PSHT yang handal dan bisa meneruskan generasi ke generasi.
Semoga postingan ini bermanfaat untuk kita semua, dan mohon maaf apabila kata-katanya sulit dipahami.
Slam dari Rayon Gendoang Ranting Moga Cabang Pemalang
Wassalamualaikum...
Salam Persaudaraan
Cita-cita seorang siswa dalam latihan adalah untuk bisa menjadi seorang warga PSHT, banyak dari mereka yang berfikir setelah jadi warga PSHT rasanya akan enak sekali, bahakan saya sendiri pun mengalaminya.
Bnyak yang berfikir juga setelah jadi warga maka latihan telah selesai, kita tinggal melatih kepada adik-adik yang ikut latihan. Padahal tidak demikian, menjadi seorang warga bukanlah akhir dari latihan PSHT, tetapi dapat diartikan kita baru memegang kunci gerbang yang ada pilihan apakah kita akan memasukinya? mau diisi apa dalamnya?. Itulah warga, latihannya pun sudah tidak dipaksakan lagi. Terserah pada diri masing-masing apakah mau lanjut atau berhenti sampai disitu. Tidak seperti siswa saat latihan masih banyak yang menuntun. Ibarat ada seseorang mau pergi kesuatu tempat tapi tidak tau jalannya. Saat masih siswa ibarat saat naik kendaraan masih ada yang memandu kemana tujuannya, setelah jadi warga ibarat sudah turun dari kendaraan hanya diberi petunjuk awal saja bahwa tujaanya ke arah mana, disitu kita masih belum tau kemana jalannya untuk menuju suatu tempat. Yang akan dilakukan pasti akan tanya pada orang-oarang sekitar untuk ditunjukan suatu jalan. Begitupun seoarang warga PSHT apalagi yang masih baru. Untuk bisa tahu kemana tujuan PSHT yang sebenarnya kita harus bertanya pada warga-warga yang lain disekeliling kita, terutama yang senior.
Setelah diberi tahu jalan menuju tempat yang diinginkan dan sampai ke tempat tujuan dan orang itu memegang kunci gerbang untuk memasukinya, dan diapun ada dua pilihan apakah akan memakai kunci itu untuk membuka gerbang atau tidak. Begitupun warga PSHT setelah bertanya-tanya apa itu PSHT yang sebenarnya kemudian apakah kita akan melaksanakan ilmu PSHT yang sebenarnya atau tidak?
Sperti itulah mengapa ada warga satu angkatan tapi ilmunya berbeda beda, karena ada yang rajin bertanya, silaturahmi dan melaksanakan apa yang dikehendaki atau tidak.
Suatu halangan pasti ada yang menghambat terutama diri sendiri, yang penting jangan pernah malas. Karena malas adalah musuh yang berat.
Semoga kita semua bisa menjadi warga PSHT yang handal dan bisa meneruskan generasi ke generasi.
Semoga postingan ini bermanfaat untuk kita semua, dan mohon maaf apabila kata-katanya sulit dipahami.
Slam dari Rayon Gendoang Ranting Moga Cabang Pemalang
Wassalamualaikum...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Telah Berkunjung di Blog Saya, Mohon Masukan dan Kritikannya